The Five Languages of Apology

Selly
4 min readDec 5, 2022

--

“Maaf ya,”

“Ya maaf,”

Mana yang lebih nyaman untuk diterima? Sama halnya dengan love language, apology language pun pada setiap orang tidaklah sama. Lalu, apology language seperti apa dirimu?

Chapman dan Thomas mencetuskan konsep “apology language” yang dapat membantu seseorang untuk mengungkapkan permintaan maaf. Kendati demikian, konsep ini berlawanan dengan studi di tahun 2016, tepatnya pada jurnal berjudul “Negotiation and Conflict Management”. Dalam konsep Chapman dan Thomas, orang diasumsikan hanya membutuhkan satu sampai dua ciri-ciri sebagai bentuk apology language yang mereka sukai.

Secara sederhananya, ada lima macam apology language, yaitu di antaranya:

  1. Expressing regret
  2. Accepting responsibility
  3. Making restitution
  4. Genuinely repenting
  5. Requesting forgiveness
Ilustrasi: jcomp

1. Expressing Regret

“Aku minta maaf. Aku bener-bener nyesel udah buat kamu nunggu lama.”

Permintaan maaf ini lebih menekankan pada pengungkapan rasa menyesal yang disertai permohonan maaf. Terlihat sederhana, tapi pada kenyataannya masih banyak yang segan untuk memohon maaf.

Orang dengan tipe expressing regret berkeinginan untuk orang lain melakukan hal berikut:

  • Kamu ingin orang lain mengakui luka yang mereka sebabkan.
  • Kamu ingin orang lain mengucapkan maaf dengan tulus.
  • Kamu ingin orang lain memvalidasi emosi yang kamu punya.

2. Accepting Responsibility

“Kamu benar, gak seharusnya aku marah. Ini salah aku, maaf.”

Pada tipe kedua, seseorang cenderung untuk bertanggung jawab serta mengakui kesalahannya, seperti apa kesalahan yang diperbuat dan mengapa hal tersebut bisa menjadi suatu kesalahan.

Orang dengan tipe accepting responsibility berkeinginan untuk orang lain melakukan hal berikut:

  • Kamu ingin orang lain dengan jelas menyatakan bahwa mereka salah dan mau belajar dari kesalahan tersebut.
  • Kamu suka orang merincikan kesalahannya, tapi membenci bualan.

3. Making Restitution

“Maaf ya aku gak bisa datang kemarin. Sebagai gantinya, tugas ini aku yang kerjakan ya.”

Mereka senang, apabila orang lain menemukan cara untuk memperbaiki situasi. Umumnya, pada tipe ketiga ini, kamu ingin orang lain untuk “menebus kesalahannya.”

Tanda apabila apology language kamu adalah making restitution, yaitu:

  • Kamu ingin orang lain benar-benar membuktikan kalau mereka akan memperbaiki masalah seperti yang diucapkannya.
  • Kamu merasa orang lain harus menebus kesalahannya bagaimanapun caranya.

4. Genuinely Repent

“Maaf ya. Aku janji gak akan ngulang kesalahan itu lagi.”

Permohonan maaf tanpa tindakan serius sama saja penipuan. Permintaan maaf akan jauh lebih tulus, apabila kesalahan tersebut benar-benar tidak dilakukan lagi di kemudian hari.

Kamu mungkin memiliki apology language ini, jika menginginkan hal berikut pada orang lain:

  • Ucapan maaf tidak cukup karena kamu perlu pembuktian dari tindakan orang lain.
  • Kamu memerlukan jaminan pada diri orang lain bahwa kamu tidak akan dikecewakan di lain waktu.

5. Requesting Forgiveness

“Maaf, aku sudah mengecewakanmu. Apakah kamu mau memaafkanku?”

Permintaan maaf ini memberikan seseorang waktu untuk memproses lukanya. Seseorang akan berkesempatan dalam mengambil keputusan, seperti akan memaafkan atau tidak.

Ini bisa menjadi apology language kamu apabila hal berikut yang diinginkan:

  • Kamu belum siap untuk rekonsiliasi atau berbaikan dalam waktu dekat dengan orang lain.
  • Kamu menginginkan orang lain bersedia menunggu sampai diri kamu sembuh dari luka yang disebabkan olehnya.

Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, konsep ini berkebalikan dengan salah satu jurnal. Jurnal tersebut memang tidak menjelaskan “apology language” seperti konsep Chapman dan Thomas. Jurnal tersebut lebih mengarah kepada pembahasan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan saat meminta maaf pada seseorang sehingga jauh lebih bermakna serta terdengar tulus.

6 Langkah permohonan maaf tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Expression of regret

2. Explanation of what went wrong

3. Acknowledgement of responsibility

4. Declaration of repentance

5. Offer of repair

6. Request for forgiveness

Apology language test yang sekiranya dapat membantu teman-teman untuk menemukan “bahasanya” sendiri. Namun, perlu diingat jangan terlalu menjadikannya sebagai acuan sebab tingkat akurasinya bisa saja rendah.

Referensi

Chapman, Gary. (2006). The Five Languages of Apology. New York: Northfield Publishing.

Chapman, Gary and Jennifer Thomas. (2013). When Sorry Isn’t Enough: Making Things Right with Those You Love. Chicago: Moody Publishers.

--

--

Selly
Selly

Written by Selly

currently studying communication in padjajaran university

No responses yet